Taman Nasional Tesso Nilo

ORIENTASI CPNS 2020 TN TESSO NILO

Nama saya Septo Ismeldo, lulusan Sarjana Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya bekerja sebagai Calon PNS Penyuluh Kehutanan di Balai Taman Nasional Tesso Nilo. Saya diterima sebagai Calon PNS untuk formasi tahun 2019. Taman Nasional Tesso Nilo merupakan UPT di bawah naungan Ditjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai Calon PNS baru saya dianjurkan untuk melapor ke Balai Taman Nasional Tesso Nilo yang lokasinya berada di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.

Setelah menjalani proses pemberkasan, saya tiba hari Kamis pada tanggal 7 Januari 2021 di Kantor BTNTN dan langsung menghadap Kasubag TU Balai TNTN. Setelah perkenalan diri, saya dianjurkan untuk datang ke kantor setiap hari dan akhirnya mendapat arahan dari Ditjen KSDAE untuk melaksanakan orientasi selama 2 bulan di kantor Balai TNTN. Untuk Kantor Balai TNTN terdapat 9 urusan yang harus dipelajari teknis tugas dan fungsi setiap urusan sebagai bentuk orientasi selama 2 bulan.

1. Urusan Teknis dan Pemetaan
Pada hari pertama, saya ditugaskan oleh Kasubag. TU untuk melaksanakan orientasi di urusan teknis dan pemetaan. Urusan ini sangat membantu saya untuk mendapatkan informasi awal terkait Kawasan Hutan Tesso Nilo. Disini saya belajar mulai sejarah terbentuknya Taman Nasional Tesso Nilo, Keanekaragaman satwa dan tumbuhan, zonasi wilayah, hutan alam, serta keadaan pada saat sekarang. Harimau dan Gajah merupakan satwa prioritas dan juga ikon di Taman Nasional Tesso Nilo. Terkait inventarisasi sangat perlu dilakukan secara rutin dikarenakan masih banyaknya keanekaragaman jenis di Kawasan ini. Tentu saja bagian teknis mengajarkan kepada saya peta lokasi yang nantinya akan saya jalani untuk turun ke lapangan.

2. Urusan Keuangan
Selanjutnya perjalanan saya orientasi ke urusan keuangan. Pada urusan ini saya diajarkan mengenai anggaran dan tata cara pelaporan SPJ terkait keuangan dan teknis pencairan dana yang dipergunakan. Menurut saya urusan ini sangat rumit karena disini sangat dibutuhkan ketelitian untuk memeriksa berkas agar mencegah kekeliruan. Diskusi mengenai teknis keuangan belum sepenuhnya saya pahami karena dibutuhkan pengalaman untuk melaksanakan urusannya.

3. Urusan Penyidikan (Satgas Polhut)
Selanjutnya pada urusan ini dibutuhkan pemahaman secara teori dan praktek. Teknis yang diarahkan yaitu tindakan patroli, pencegahan, dan pengamanan perusakan hutan. Tindakan secara praktek membutuhkan sarana prasarana pendukung untuk mempermudah polhut untuk bekerja. Disini saya belajar hukum undang – undang pelanggaran yang dilakukan di Kawasan hutan konservasi, dan kemudian dilakukan simulasi untuk dapat mengidentifikasi pelanggaran dan praduga pelanggaran yang dilakukan di Kawasan.

4. Urusan Kebakaran Hutan dan Lahan
Disini saya mempelajari teori teknis cara kerja dan deteksi dini kebakaran hutan dan lahan. Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan atau disingkat Brigdalkar harus sigap dalam melaksanakan tugas. Dimulai dari perencanaan, persiapan, dan setelah kejadian semua proses sangat perlu dilakukan dengan baik. DIsini saya mempelajari aplikasi LAPAN yang merupakan sistem yang dapat menampilkan titik HS secara real time sehingga dapat dipantau setiap harinya. Petugas Brigdalkar harus mampu memprediksi kemungkinan tempat terjadinya kebakaran hutan dan lahan berdasarkan data statistik 5 tahun terakhir dan berdasarkan hasil ground check yang dilakukan Ketika berada di lapangan. Untuk urusan tugas kebakaran maka petugas harus stand by jikalau ada kejadian.

5. Urusan Humas dan Jasa Lingkungan
Pada saat sekarang saya orientasi di urusan Humas dan Jasa Lingkungan sebagai informasi dan media untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat terkait Taman Nasional Tesso Nilo.

Harapan
Sebagai Rimbawan sekaligus Calon PNS saya mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga dan mempertahankan Kawasan Hutan Konservasi sekaligus memberikan kontribusi di Taman Nasional Tesso Nilo. Harapan saya kedepannya Taman Nasional Tesso Nilo memiliki keanekaragaman jenis satwa dan tumbuhan yang sangat tinggi sehingga dapat dijadikan objek pengetahuan ilmu dan wisata alam yang menarik

 

Sumber : Septo Ismeldo, S.Hut

Leave a Reply