TNTN, Oktober 2024 – Di tengah panasnya hutan Tesso Nilo, tim Manggala Agni SPTN Wilayah I Lubuk Kembang Bunga terus berjuang melawan kobaran api yang mengancam ekosistem hutan dan keanekaragaman hayati. Pada 28 dan 29 Oktober 2024, tiga lokasi yang terbakar menguji ketangguhan tim gabungan yang terdiri dari Manggala Agni, polisi hutan (Polhut), dan Pengendali Ekosistem Hutan (PEH). Mereka tak hanya bertempur melawan api tetapi juga dengan keterbatasan air dan akses yang sulit.
Hari pertama, tim berhasil mengendalikan api di Resort Konservasi Gajah. Meski sumber air terbatas, tim bekerja tanpa kenal lelah menggunakan peralatan tangan untuk mencegah api menyebar. Setelah upaya panjang, lahan yang terbakar akhirnya berhasil dipadamkan, meskipun kondisi vegetasi seperti ilalang dan semak terbakar habis.
Esoknya, laporan kebakaran baru datang dari Resort Air Hitam, dan Desa Bagan Limau. Tim segera menuju lokasi, berbekal sepeda motor, mesin pemadam, dan selang. Di Air Hitam, kobaran api yang semakin membesar mampu dikendalikan hingga meninggalkan asap kecil di tunggul-tunggul sisa pohon. Namun, tantangan di Bagan Limau lebih berat. Sumber air yang jauh serta waktu yang semakin malam memaksa tim menginap di lokasi dan menunda pemadaman hingga pagi.
Upaya tim tidak hanya membuktikan ketangguhan tetapi juga dedikasi dalam menjaga keberlanjutan hutan dari ancaman kebakaran. Dengan segala keterbatasan, tim Manggala Agni terus bergerak, menjadikan setiap langkah sebagai perlawanan terhadap api yang kian sering datang membakar hutan Tesso Nilo.