Pasak bumi (Eurycoma longifolia), tumbuhan yang dikenal sebagai “kayu tongkat ali” dalam bahasa Melayu, merupakan salah satu kekayaan hayati Indonesia yang memiliki segudang manfaat, terutama dalam bidang kesehatan. Keberadaan tumbuhan ini tidak hanya mencerminkan kekayaan biodiversitas Nusantara, tetapi juga mengundang perhatian untuk perlindungan dan pemanfaatan lestari, khususnya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.
Pasak bumi adalah tumbuhan asli Asia Tenggara yang dapat tumbuh hingga ketinggian 10 meter. Tumbuhan ini lebih dikenal karena akar-akarnya yang mengandung senyawa aktif, seperti quassinoid, eurycomanone, dan alkaloid, yang dipercaya memiliki berbagai khasiat, termasuk meningkatkan vitalitas, anti-malaria, dan anti-kanker.
Taman Nasional Tesso Nilo, yang dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, menjadi habitat potensial bagi tumbuhan pasak bumi. Kawasan ini menyediakan ekosistem yang ideal berupa hutan dataran rendah tropis yang lembap dan subur. Namun, ancaman berupa deforestasi, perambahan, dan perubahan fungsi lahan mengancam keberadaan tumbuhan seperti pasak bumi di habitat aslinya.
kini keberadaan pasak bumi di kawasan ini semakin jarang ditemukan akibat deforestasi, perambahan hutan. Padahal, tumbuhan ini memiliki nilai ekologis dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Di luar manfaatnya sebagai obat tradisional, pasak bumi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi di pasar internasional. Ekstrak pasak bumi telah menjadi komoditas bernilai tinggi dalam industri farmasi dan suplemen. Potensi ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan jika didukung oleh kebijakan yang baik, seperti pengembangan agroforestri berbasis pasak bumi di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo.
Pasak bumi bukan hanya tumbuhan biasa; ia adalah bagian dari identitas ekosistem Tesso Nilo yang kaya dan unik. Menjaga kelestarian pasak bumi berarti melestarikan warisan alam Indonesia untuk generasi mendatang. Dengan pengelolaan yang baik, tumbuhan ini dapat menjadi sumber manfaat ekologis, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan.
Sumber :
Balai Taman Nasional Tesso Nilo. (2024). “Laporan Keanekaragaman Hayati di Tesso Nilo.
Journal of Ethnopharmacology. (2023). “Eurycoma longifolia: A Review of its Medicinal Properties and Applications.
WWF Indonesia. (2024). “Laporan Perlindungan Hutan Dataran Rendah di Riau.
Foto :