TNTN, Maret 2025 – Di jantung rimba lebat Taman Nasional Tesso Nilo, hidup seekor kucing liar yang penuh misteri dan keanggunan: macan dahan (Neofelis diardi). Dengan tubuh yang lincah, pola loreng unik, dan keahlian memanjat pohon layaknya akrobat, macan dahan menjadi salah satu predator paling menarik di hutan Sumatra. Namun, di balik kelihaiannya bertahan hidup, spesies ini menghadapi ancaman yang semakin nyata.
Tidak seperti harimau atau macan tutul yang lebih sering beraktivitas di tanah, macan dahan adalah pemanjat ulung. Struktur tubuhnya yang fleksibel memungkinkan mereka bergerak gesit di antara dahan pepohonan tinggi. Kakinya yang pendek dan kuat, ekor panjang sebagai penyeimbang, serta cakar yang sangat tajam membuatnya bisa bergelantungan terbalik atau melompat dari satu dahan ke dahan lainnya dengan mudah. Bahkan, macan dahan memiliki kemampuan unik turun dari pohon dengan posisi kepala lebih dulu, sesuatu yang jarang ditemukan pada kucing besar lainnya.
Sebagai predator nokturnal, macan dahan mengandalkan penglihatannya yang tajam untuk berburu di malam hari. Mangsa utamanya terdiri dari monyet, burung, rusa kecil, serta reptil yang bergerak di antara semak-semak dan pepohonan. Rahangnya yang kuat dan gigi taringnya yang panjang—bahkan disebut sebagai yang terpanjang dibandingkan ukuran tubuhnya di antara kucing besar—memungkinkannya untuk membunuh mangsa dengan gigitan mematikan.
Meski memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup di hutan, ancaman besar datang dari manusia. Perusakan habitat akibat deforestasi, perburuan liar, serta perdagangan ilegal menjadi penyebab utama penurunan populasi macan dahan. Di Taman Nasional Tesso Nilo, keberadaannya semakin sulit ditemui. Padahal, sebagai predator puncak, macan dahan memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Sebagai kawasan konservasi, Tesso Nilo terus berupaya melindungi macan dahan dan satwa liar lainnya. Program patroli anti-perburuan, rehabilitasi habitat, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem menjadi langkah nyata yang dilakukan. Namun, peran masyarakat luas juga sangat dibutuhkan. Kesadaran untuk tidak membeli produk hasil perburuan liar serta mendukung upaya konservasi menjadi kunci bagi kelangsungan hidup spesies ini.
Keberadaan macan dahan di Tesso Nilo bukan hanya tentang satu spesies, tetapi tentang ekosistem yang lebih besar. Jika mereka lenyap, keseimbangan hutan pun terganggu. Oleh karena itu, melindungi macan dahan berarti juga melindungi hutan dan segala kehidupan di dalamnya. Saatnya kita lebih peduli dan berkontribusi dalam menjaga satwa liar ini agar tetap menjadi bagian dari kekayaan alam Indonesia yang tak ternilai.
Tesso Nilo adalah rumah bagi banyak keajaiban alam. Jangan sampai kita kehilangan salah satunya.
Sumber :
- IUCN Red List of Threatened Species. (2021). Neofelis diardi. Retrieved from https://www.iucnredlist.org
- Sunarto, S., Kelly, M. J., Parakkasi, K., & Hutajulu, M. B. (2012). Threatened predator on the equator: multi-point assessment of the vulnerability of the clouded leopard to environmental threats. Cat News, 56, 22-25.
- Sanderson, J., & Watson, J. (2011). Neofelis diardi (Bornean Clouded Leopard). Mammalian Species, 43(1), 1-9.
- WWF Indonesia. (2023). Konservasi Macan Dahan di Sumatra. Retrieved from https://www.wwf.or.id
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. (2022). Status Keanekaragaman Hayati Indonesia. Jakarta: KLHK.
- Foto : www.goodnewsfromindonesia.id