Lubuk Kembang Bunga (LKB), Jum’at, 22 Oktober 2021. Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro, S.Hut.,MM didampingi Kepala SPTN Wilayah I LKB Taufiq Haryadi, SP, Kaur Kepolhutan Asari, S.Hut., Kepala Resort LKAS Dedi Ariska, SH dan Kepala Resort AHBL Ahmad Gunawan, S.Hut menghadiri undangan dari Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga (LKB) dalam rangka rapat pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dan konsep pengelolaan kawasan TNTN kedepan yang bertempat di ruang rapat Kantor Desa Lubuk Kembang Bunga.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Kades LKB Ir. H. Rusi Chairus Slamet dimulai dari pukul 14.30 – 16.00 Wib berjalan dengan baik dan sejuk. Kades LKB menyampaikan dan sekaligus meminta kepada pihak Balai TNTN agar betul-betul melaksanakan kegiatan RHL hingga tanamannya tumbuh dengan baik dan subur sehingga kemanfaatan dari hasil RHL itu dapat dirasakan nyata oleh masyarakat desa baik dari aspek ekologi maupun ekonomi.
Selain itu, Kades LKB juga berharap ada penegasan dari pihak BTNTN terkait masih adanya penguasaan lahan dalam kawasan TNTN oleh oknum masyarakat tanpa ijin, terkhusus pada lokasi yang masuk dalam areal RHL. Terkait tindakan tegas terhadap para pelaku penguasaan lahan tanpa ijin tersebut pihak pemdes LKB siap mendukung, bahkan siap turun lapangan jika dilibatkan oleh BTNTN.
Terakhir Kades LKB juga menyampaikan permohonan agar BTNTN segera memproses usulan kemitraan konservasi terhadap 17 KTHK yang sudah disampaikan mengingat untuk RHL 2019 sudah masuk pada tahun ketiga agar masyarakat segera dapat mengelola tanaman RHL tersebut karena ada harapan masa depan bagi masyarakat LKB.
Merespon semua yang disampaikan oleh Kades LKB, Kepala Balai TNTN mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas adanya kepedulian serta perhatian dari pemdes LKB terhadap TNTN. Mengawali pembicaraanya Kepala Balai TNTN mengatakan “Saya sengaja langsung hadir bersama rekan-rekan dalam rapat ini juga merupakan momen silaturrahmi bagi saya, dan saya sangat senang dapat bertemu langsung dengan pemdes LKB dan masyarakat, karena pastinya saya ingin belajar banyak dari masyarakat”.
Terakhir, Kepala Balai TNTN menutup dengan menegaskan bahwa mengelola kawasan TNTN tidak bisa sendiri, kami butuh bantuan dari semua pihak, utamanya masyarakat LKB karena jantung TNTN sebenarnya adalah masyarakat desa LKB. Lalu terkait oknum-oknum yang masih mengganggu kegiatan RHL apalagi menguasai lahan dengan menanam sawit akan ditindak dengan tegas, jika memang membandel kita cabut secara bersama tanaman sawit mereka. Untuk itu dukungan penuh keikhlasan dan kejujuran dari pemdes beserta masyarakat LKB sungguh-sungguh diharapkan.