Taman Nasional Tesso Nilo

Tapir Asia : Penjelajah Malam dan Penjaga Ekosistem Hutan Tesso Nilo

TNTN, Desember – Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang terletak di Riau, Indonesia, adalah rumah bagi beragam flora dan fauna yang memikat. Di antara penghuni yang sering luput dari perhatian, ada satu satwa unik yang menyimpan cerita menarik: tapir Asia (Tapirus indicus). Dengan tubuh yang dihiasi pola hitam-putih khas, tapir Asia tidak hanya menjadi daya tarik tersendiri di TNTN, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Tapir Asia adalah salah satu dari empat spesies tapir yang ada di dunia dan menjadi satu-satunya tapir yang hidup di Asia. Satwa ini memiliki tubuh yang besar, dengan panjang mencapai 2,5 meter dan berat hingga 300 kilogram. Pola tubuh hitam-putihnya bukan sekadar ciri khas, tetapi juga berfungsi sebagai kamuflase alami. Pola ini membantu tapir menyatu dengan lingkungan sekitar, terutama di bawah bayangan hutan lebat, sehingga melindunginya dari predator alami seperti harimau Sumatera.

Tapir Asia dikenal memiliki belalai pendek yang fleksibel, hasil modifikasi hidung dan bibir atasnya. Belalai ini sangat berguna untuk mengambil daun, buah, dan ranting, makanan utama mereka. Satwa ini adalah herbivora oportunistik, yang berarti mereka akan memakan berbagai jenis tumbuhan yang tersedia di sekitarnya, termasuk daun muda, bunga, dan buah-buahan yang jatuh ke tanah.

Tapir Asia adalah satwa nokturnal, yang berarti mereka lebih aktif pada malam hari. Mereka menggunakan malam untuk mencari makan dan menjelajahi habitatnya yang luas. Pada siang hari, tapir cenderung beristirahat di tempat yang sejuk dan tersembunyi di dalam hutan untuk menghindari panas dan ancaman.

Habitat utama tapir Asia di TNTN adalah hutan dataran rendah yang lembab, dekat dengan sumber air seperti sungai atau rawa. Air adalah elemen penting dalam kehidupan tapir, karena mereka sering mandi untuk mendinginkan tubuh dan membersihkan kulit dari parasit. Tapir juga dikenal sebagai perenang yang handal, menggunakan kemampuan ini untuk melarikan diri dari ancaman atau menjelajahi area baru.

Sebagai pemakan buah-buahan, tapir Asia berperan sebagai penyebar biji alami. Biji yang dimakan tapir akan keluar bersama kotorannya, sering kali di tempat yang jauh dari pohon induknya. Proses ini membantu regenerasi hutan dan memastikan keberlanjutan berbagai jenis tumbuhan. Dengan perannya ini, tapir berkontribusi pada keseimbangan ekosistem di TNTN.

Fakta Unik tentang Tapir Asia

  1. Relasi dengan Fosil Hidup
    Tapir memiliki kemiripan dengan kuda dan badak, karena mereka termasuk dalam ordo Perissodactyla atau mamalia berkuku ganjil. Fosil tapir menunjukkan bahwa spesies ini hampir tidak mengalami perubahan signifikan selama jutaan tahun, menjadikannya salah satu spesies “fosil hidup.”
  2. Pendengaran dan Penciuman Tajam
    Meskipun penglihatannya relatif buruk, tapir Asia memiliki indra penciuman dan pendengaran yang sangat tajam. Hal ini membantu mereka mendeteksi bahaya dan mencari makanan di kegelapan malam.
  3. Populasi yang Terancam
    Tapir Asia dikategorikan sebagai spesies “Terancam Punah” oleh IUCN. Populasinya terus menurun akibat deforestasi, alih fungsi lahan, serta perburuan. Di TNTN, habitat tapir kerap terdesak oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit dan konflik dengan manusia.

Upaya melindungi tapir Asia di Tesso Nilo tidak lepas dari peran petugas taman nasional dan komunitas lokal. Patroli hutan secara rutin dilakukan untuk mencegah aktivitas ilegal seperti pembalakan liar dan perburuan. Selain itu, kampanye edukasi kepada masyarakat sekitar menjadi prioritas, dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberadaan tapir dalam ekosistem.

Tapir Asia adalah simbol keindahan dan keseimbangan hutan tropis Tesso Nilo. Kehadiran mereka di alam liar tidak hanya menjadi penanda ekosistem yang sehat, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keberlanjutan biodiversitas. Melindungi tapir berarti melindungi hutan, udara, dan kehidupan generasi mendatang. Mari bersama-sama menjaga tapir Asia dan keajaiban alam Tesso Nilo agar terus lestari di tengah ancaman yang kian nyata.

Sumber Tulisan:

  1. International Union for Conservation of Nature (IUCN)
    • URL: https://www.iucnredlist.org/
    • Konten: Status konservasi tapir Asia (Tapirus indicus), kategori ancaman, dan penyebab penurunan populasi.
  2. WWF Indonesia
    • URL: https://www.wwf.id/
    • Konten: Upaya pelestarian tapir di Indonesia, peran mereka dalam ekosistem, dan pentingnya hutan dataran rendah bagi spesies ini.
  3. Jurnal Ilmiah: Journal of Mammalogy
    • Artikel: “Ecology and Behavior of Malayan Tapirs in Tropical Forests”
    • Konten: Studi tentang perilaku nokturnal tapir Asia, pola makan, dan habitat utama mereka.
  4. Buku: “The Tapirs: Status Survey and Conservation Action Plan”
    • Penulis: Daniel M. Brooks, Richard E. Bodmer, dan Sharon Matola
    • Penerbit: IUCN/SSC Tapir Specialist Group
    • Konten: Informasi mendalam tentang sejarah evolusi, peran ekologi, dan strategi konservasi tapir di seluruh dunia.
  5. Publikasi KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI)
    • Judul: “Laporan Keberlanjutan Konservasi di Taman Nasional Tesso Nilo”
    • Konten: Data tentang patroli hutan dan program edukasi masyarakat terkait spesies dilindungi, termasuk tapir Asia.
  6. Foto : www.sabangmeraukenews.com