TNTN, November 2024 – Empat hari di tengah hutan Taman Nasional Tesso Nilo, tim petugas kehutanan bahu-membahu dengan masyarakat melawan waktu, cuaca, dan tantangan alam demi menjaga kawasan TN Tesso Nilo
Dari luar, mungkin tampak seperti rutinitas biasa—menanam pohon, memeriksa kawasan, atau memberantas tanaman sawit ilegal. Namun, bagi tim patroli yang dipimpin oleh Kepala SPTN Wilayah II Baserah, perjalanan ini adalah perjuangan penuh risiko, di mana dedikasi dan keberanian diuji.
Pada Sabtu pagi, langkah pertama mereka dimulai dengan penanaman 800 bibit di lahan bekas kebakaran. Bersama kelompok tani Desa Situgal, mereka memilih matoa, durian, mahoni, dan jengkol sebagai harapan baru bagi tanah yang pernah gersang. Aktivitas ini lebih dari sekadar penanaman, ia adalah upaya menghidupkan kembali yang mati, memberi nafas pada ekosistem yang terluka.
Namun, alam bukan tanpa ujian. Ketika tim berpisah pada hari Minggu untuk menjelajahi area baru, mereka dihadang kerusakan sepeda motor di tengah perjalanan. Ban bocor, tromol pecah, kendaraan mereka menyerah di tengah medan berat. Tak gentar, mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, menembus tumbangan pohon akasia yang menutup jalur patroli. Di bawah terik matahari, hanya tekad yang menjadi bahan bakar mereka.
Pada hari ketiga, patroli menemukan jerat landak besar yang tersembunyi di antara semak belukar. Jerat itu bukan hanya ancaman bagi satwa liar, tetapi juga pengingat bahwa masih ada tangan-tangan yang mencoba mengambil keuntungan dari hutan ini. Tak berhenti di situ, tim petugas merobohkan pondok liar, menandai batas tegas antara manusia dan alam.
Di hari terakhir, ketika suara siamang bergema, tim melihat secercah harapan. Tegakan pohon besar seperti meranti dan kelat masih kokoh berdiri, seakan menjadi penjaga bisu kawasan ini. Di bawah naungan pepohonan, mereka menyadari perjuangan ini jauh dari selesai, tetapi langkah kecil mereka membawa arti besar.
Kisah ini bukan hanya tentang tugas, tetapi tentang pengabdian tanpa pamrih. Di tengah ancaman dan tantangan, tim ini menjadi simbol keberanian dan cinta yang tulus pada alam. Karena, menjaga hutan bukan hanya pekerjaan, melainkan panggilan jiwa.