Hutan Konservasi Tesso Nilo di Pelalawan Riau Indonesia, merupakan salah satu kawasan konservasi yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun, kawasan ini juga menghadapi tantangan serius akibat deforestasi dan perambahan lahan. Agroforestri hadir sebagai solusi potensial untuk mengatasi tantangan tersebut dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat sekitar. Berikut adalah manfaat agroforestri khususnya bagi masyarakat sekitar Hutan Konservasi.
1. Sumber Penghasilan Berkelanjutan
Masyarakat sekitar Hutan konservasi dapat memperoleh penghasilan tambahan melalui agroforestri dengan menanam berbagai jenis tanaman seperti sayuran, kopi, kakao, dan tanaman obat-obatan yang bisa tanam untuk menambah penghasilan masyarakat. Diversifikasi tanaman ini mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman dan memberikan stabilitas ekonomi.
2. Peningkatan Ketahanan Pangan
Agroforestri memungkinkan penanaman tanaman pangan seperti jagung, sayuran, dan buah-buahan. Ini membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri dan mengurangi ketergantungan pada pasokan eksternal.
3. Konservasi Keanekaragaman Hayati
Agroforestri mendukung pelestarian keanekaragaman hayati di sekitar hutan konservasi dengan menyediakan habitat yang mirip dengan ekosistem alami. Ini membantu melestarikan berbagai spesies flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut.
4. Perbaikan Kualitas Tanah dan Pencegahan Erosi
Penanaman pohon dalam sistem agroforestri membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan, dan mencegah erosi. Pepohonan memiliki akar yang dalam yang dapat menahan tanah dan meningkatkan retensi air.
5. Pengelolaan Air yang Lebih Efisien
Agroforestri membantu mengelola air dengan lebih baik melalui peningkatan penyerapan air oleh tanah dan pengurangan aliran permukaan. Ini mengurangi risiko banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.
6. Mitigasi Perubahan Iklim
Pohon dalam sistem agroforestri menyerap karbon dioksida, membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Ini merupakan langkah penting dalam mitigasi perubahan iklim dan penurunan emisi karbon.
7. Peningkatan Kapasitas dan Pengetahuan Masyarakat
Program agroforestri seringkali melibatkan pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat. Ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola lahan secara berkelanjutan dan efektif.
8. Penguatan Kerjasama Komunitas
Implementasi agroforestri sering memerlukan kerjasama di antara anggota komunitas. Ini dapat memperkuat hubungan sosial dan solidaritas, yang penting untuk keberhasilan jangka panjang proyek-proyek berbasis komunitas.
9. Kontribusi pada Konservasi Hutan
Dengan menyediakan alternatif penghasilan yang berkelanjutan, agroforestri mengurangi tekanan pada Hutan Konservasi Tesso Nilo dari aktivitas seperti penebangan liar dan perambahan lahan. Ini mendukung upaya konservasi hutan dan pelestarian lingkungan.
10. Peningkatan Kualitas Hidup
Manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dihasilkan dari agroforestri secara keseluruhan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Pendapatan yang lebih stabil, ketahanan pangan yang lebih baik, dan lingkungan yang lebih sehat berkontribusi pada kesejahteraan umum masyarakat.
Agroforestri di sekitar Hutan Konservasi menawarkan berbagai manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat. Dengan mengintegrasikan pertanian dan kehutanan, agroforestri tidak hanya mendukung upaya konservasi hutan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Pengembangan dan promosi agroforestri adalah langkah penting untuk melestarikan hutan konservasi seperti Tesso Nilo dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
lllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
Sumber:
• Cairns, M. (2007). Voices from the Forest: Integrating Indigenous Knowledge into Sustainable Upland Farming. Resources for the Future.
• Garrett, H. E., Rietveld, W. J., & Fisher, R. F. (1994). North American Agroforestry: An Integrated Science and Practice. American Society of Agronomy.
• Lal, R. (1991). Soil Management for Sustainability. Soil and Water Conservation Society.
• Leakey, R. R. B. (1996). Definition of Agroforestry Revisited. Agroforestry Today, 8(1), 5-7.
• Michon, G., & de Foresta, H. (1995). The Indonesian Agroforest Model. In Agroforestry and Biodiversity Conservation in Tropical Landscapes. Island Press.
• Montagnini, F., & Nair, P. K. R. (2004). Carbon Sequestration: An Underexploited Environmental Benefit of Agroforestry Systems. Agroforestry Systems, 61(1), 281-295.
• Nair, P. K. R. (1993). An Introduction to Agroforestry. Kluwer Academic Publishers.
• Sajise, P. E. (1995). Forest and Agroforest Land Use Policies in the Philippines. Philippine Journal of Development, 22(1), 123-137.
• Scherr, S. J., & Sthapit, S. (2009). Farming with Nature: The Science and Practice of Ecoagriculture. Island Press.
• Young, A. (1989). Agroforestry for Soil Conservation. CAB International.
llllllllllllllllllllllllllll
lllllllllllllllllllllllll
Penulis : Sahrul Amal, S.I.Kom