Owa-owa ungko (Hylobates agilis), adalah primata endemik yang ditemukan di Semenanjung Malaya Thailand Malaysia hingga Pulau Sumatera.
Taman Nasional Tesso Nilo, yang terletak di Provinsi Riau, Sumatera, adalah salah satu habitat penting bagi owa ungko. Namun, populasinya terus mengalami penurunan akibat perusakan habitat dan perburuan ilegal. Aktivitas illegal logging, perkebunan kelapa sawit, dan perambahan lahan telah mengancam kelangsungan hidup owa ungko dan spesies lainnya di taman nasional tersebut.
Upaya konservasi dilakukan untuk melindungi owa ungko dan habitatnya di Taman Nasional Tesso Nilo. Ini termasuk pengawasan terhadap aktivitas ilegal, pemulihan habitat yang rusak, serta pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam. Organisasi konservasi, pemerintah, dan LSM bekerja sama untuk memastikan perlindungan yang lebih baik bagi owa ungko dan ekosistem tempat mereka hidup.
Berikut adalah beberapa informasi tambahan tentang owa ungko:
Karakteristik Fisik: Owa ungko termasuk jenis owa yang terkecil ukurannya. Berat rata-rata hewan jantan sekitar 5,8 kg, sementara betinanya sekitar 5,4 kg. Warna rambut di tubuhnya bervariasi mulai dari bungalan (cokelat kekuningan pucat), jingga kemerahan, cokelat kemerahan, cokelat, atau kehitaman. Sebagaimana halnya owa kalimantan, owa ungko memiliki alis dan berewok (cambang/rambut pipi dan jenggot) berwarna keputihan. Pada beberapa kondisi, betina owa ungko dapat kehilangan atau berkurang warna putih di alis dan pipinya.
Habitat: Semenanjung Malaya Thailand Malaysia hingga Pulau Sumatera. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon, dan sangat jarang turun ke tanah.
Perilaku Unik: Keluarga owa ungko membentuk dua bentuk perilaku unik yaitu monogami dan “menyanyi”. Ketika satu individu owa ungko memisahkan diri dari kelompok asal kelahirannya (ketika dewasa dan mandiri), mereka akan mencari pasangan yang akan menghabiskan sisa umurnya bersama. Ikatanan monogami ini sangat penting saat membesarkan anak dan untuk mempertahankan kawasannya. Owa ungko mempertahankan kawasannya dengan “bernyanyi”. Nyanyian singkat umumnya berupa duet dan merupakan cara mereka untuk mempertahankan kawasannya. Ketika bernyanyi tidak cukup untuk mengusir pendatang, pasangan owa ungko akan mengejar penyusup itu hingga keluar dari kawasan mereka.
Kelompok Sosial: Owa ungko hidup dalam kelompok keluarga yang terdiri dari induk jantan dan betina serta anak-anak mereka. Mereka memiliki hierarki sosial yang kompleks dan komunikasi yang rumit melalui suara, gerakan tubuh, dan ekspresi wajah.
Kebiasaan Makanan: Owa ungko adalah herbivora, yang berarti mereka memakan berbagai jenis buah, daun, dan bunga. Mereka memiliki peran penting dalam menyebarkan benih tumbuhan di hutan karena mereka sering memakan buah-buahan dan kemudian menyebarkan bijinya melalui tinja mereka.
Sumber: Buku Mamalia Taman Nasional Tesso Nilo (Dodi Firmansyah, Edwar Firdaus)