Taman Nasional Tesso Nilo merupakan salah satu hujan tropis dataran rendah yang tersisa di Pulau Sumatera. Kawasan hutannya memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora dan faunanya. Tesso Nilo merupakan habitat satwa gajah sumatera dan harimau sumatera yang terancam punah. Dari 9 kantong gajah yang ada di Provinsi Riau 2 diantaranya terdapat di Kawasan Tesso Nilo, ini menjadi posisi penting untuk konservasi gajah sumatera. Selain itu Kawasan ini juga berfungsi sebagai penyedia layanan alam bagi kesejahteraan manusia diantaranya sungai nilo sebagai sumber air dan ikan, penghasil hasil hutan bukan kayu seperti buah, getah dan madu hutan.
Selain berbagai potensi dan sumberdaya yang melimpah tersebut, Kawasan ini juga mengalami tekanan dan permasalahan. Tekanan tersebut diantaranya perambahan dan okupansi lahan, illegal logging, kebakaran hutan dan konflik satwa. Terkait permasalahan dan tekanan tersebut, Kepala Balai TN. Tesso Nilo Bapak Heru Sutmantoro, S.Hut, M.M mendampingi Tenaga Ahli Menteri LHK bidang komunikasi digital dan media sosial, Ibu Dr. Afni Zulkifli, BPDAS Indragiri Rokan dan Jikalahari melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan Bupati Pelalawan, H. Zukri. Pertemuan dilakukan di kantor Bupati Pelalawan di Pangkalan Kerinci, 14 oktober 2021.
Dalam pertemuan ini selain dibahas isu TN. Tesso Nilo dan upaya penyelesaian konflik tenurialnya juga dibahas tentang rencana kunjungan Menteri LHK ke Kabupaten Pelalawan. Kepala Balai TN. Tesso Nilo Menyampaikan tentang kegiatan pengelolaan TN. Tesso Nilo dan tantangannya. Bupati Pelalawan mendukung dan berkomitmen untuk bersama-sama mengurai dan mengatasi tantangan permasalahan di kawasan TN. Tesso Nilo. Berbagai rencana yang di bahas adalah rencana pilot projek penerapan UU Cipta Kerja, perluasan pemulihan ekosistem, kemitraan konservasi, wisata alam berbasis adat budaya Melayu dan flying squad.
Salah satu upaya untuk mengurai permasalahan ekspansi sawit yang ada didalam Kawasan TN. Tesso Nilo saat ini adalah dengan penerapan UU Cipta Kerja. Kawasan seluas 7.392 Ha yang telah didata dan verifikasi penguasa, lokasi dan luasnya akan menjadi prioritas penerapan UU Cipta Kerja tersebut. Terkait pemulihan ekosistem hingga saat ini telah di pulihkan seluas 3.585 Ha dengan mekanisme rehab DAS, RHL dan swadaya. Terdapat 9 kelompok KTHK terdiri dari masyarakat sebanyak 207 KK yang telah bekerjasama untuk kegiatan rehab DAS.
Kegiatan wisata menjadi salah satu opsi untuk menyelesaikan permasalahan di Kawasan TN. Tesso Nilo. Daya tarik utama kegiatan wisatanya berupa 9 ekor gajah jinak tim flying squad, dan pesona hutan alamnya. Wisata alam berbasis budaya adat budaya melayu menjadi nilai lebih untuk menarik kunjungan wisatawan. Untuk menunjang kegiatan wisata tersebut saat ini juga diupayakan untuk meningkatkan aksesibilitas ke lokasi, sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Ibu Dr. Afni Zulkifli menambahkan bahwa dengan berbagai tantangan dan permasalahan di kawasan TN. Tesso Nilo ini bisa menjadi tolok ukur dan pembelajaran penyelesaian masalah konflik kehutanan. “jika kita bisa menyelesaikan permasalahan TN. Tesso Nilo, setengah dari permasalahan kehutanan bisa kita selesaikan/dapatkan solusinya” ujar beliau. Dalam menghadapi tantangan dalam mengelola kawasan konservasi tidak bisa dilakukan dan diselesaikan sendiri. Perlu komitmen dan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan dari Bupati Pelalawan ini menjadi suatu energi baru untuk mengurai benang kusut permasalahan di TN. Tesso Nilo.